Liputan
Pengukuran Bencana Banjir Jakarta
Bencana banjir di Jakarta yang terjadi tahun 2013 ini besar,
sehingga menjadi berita utama di berbagai media berita. Banyak media meliput
banjir dengan memperlihatkan kondisi area yang terkena banjir.
Namun, jurnalis asing mengalami kesulitan dalam melaporkan
besar banjir yang melanda, karena orang Jakarta tidak mengukur dengan
'centimeter', 'meter', 'inchi', namun lebih memilih untuk mengukur dengan
satuan ukuran sendiri, yaitu dengan ukuran 'mata kaki', 'dengkul', 'betis',
'pinggang', dan 'dada'.
Struktur
·
Abstraksi : liputan berita
utama di berbagai media
·
Orientasi : saat media-media meliput banjir dengan memperlihatkan kondisi
area
yang terkena banjir .
·
Krisis : saat jurnalis asing melaporkan berita
tentang banjir yang melanda
dan
kebingungan karena tidan mengukur dengan ukuran , centimeter, meter, inchi, akan
tetapi orang jakarta menggunakan ukuran sendiri,
mata
kaki, dengkul, betis, pinggang, dan dada.
·
Reaksi : sang jurnalis asing kesulitan atau
bingung melaporkan berita banjir.
Koda :
orang jakarta mengukur dengan ukuran sendiri
yaitu, mata kaki,
dengkul,
betis, pinggang, dan dada .
Hukuman Penjara Seumur Hidup Untuk Pencuri Ikan
Sesudah di adili di pengadilan, seorang napi muda akhirnya
djebloskan ke dalam penjara. Hari pertama, napi kawakan menanyanya:
"Umurmu masih muda begini kok sudah masuk penjara, kejahatan apa gerangan
yang telah kamu lakukan?"
"Mencuri ikan", jawab napi muda itu dengan singkat.
Napi kawakan: "Kamu divonis berapa tahun?"
"Aku divonis hukuman seumur hidup dengan masa percobaan 2 tahun."
Dengan rasa takjub napi kawakan itu menanya lebih jauh: "Mencuri ikan tak sampai dihukum seberat ini, masakan ikan yang kamu curi itu ikan paus?"
Napi muda: "Aku hanya membom ikan di dalam waduk, dengan sebuah detonator tenggelam, kemudian 3 ekor ikan mengambang di permukaan air..."
Napi kawakan: "Ini kan termasuk kasus biasa, paling-paling kamu ditahan 2 hari saja."
Napi muda: "Inti persoalannya ialah, tak lama kemudian mengapung pula mayat beberapa orang penyelam..."
"Mencuri ikan", jawab napi muda itu dengan singkat.
Napi kawakan: "Kamu divonis berapa tahun?"
"Aku divonis hukuman seumur hidup dengan masa percobaan 2 tahun."
Dengan rasa takjub napi kawakan itu menanya lebih jauh: "Mencuri ikan tak sampai dihukum seberat ini, masakan ikan yang kamu curi itu ikan paus?"
Napi muda: "Aku hanya membom ikan di dalam waduk, dengan sebuah detonator tenggelam, kemudian 3 ekor ikan mengambang di permukaan air..."
Napi kawakan: "Ini kan termasuk kasus biasa, paling-paling kamu ditahan 2 hari saja."
Napi muda: "Inti persoalannya ialah, tak lama kemudian mengapung pula mayat beberapa orang penyelam..."
Napi
kawakan: “ hahaha, pantas saja kamu masuk penjara, ternyata yang kamu bom tidak
cuma ikan saja, melainkan manusia juga ikut terkena bom tersebut .’’
Dan akhirnya napi kawakan tercengang dan tertawa akan
penjelasan napi muda tersebut. Situasi
kembali normal dan mereka bersama-sama berbincang-bincang dalam penjara.
Struktur
·
Abstraksi : Setelah diadili napi muda di jebloskan kedalam penjara.
·
Orientasi : Saat hari pertama di dalam penjara dan napi kawakan bertanya kepada
napi muda mengapa dia di jebloskan ke penjara.
·
Krisis : Hukuman seumur hidup napi muda karena membom ikan di
dalam waduk dan ternyata ada mayat yang mengapung
karena terkena bom.
·
Reaksi :
Napi kawakan tercengang dan tertawa akan penjelasan napi muda
tersebut.
·
Koda :
Situasi kembali normal dan mereka berbincang-bincang dalam
penjara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar